beritajakarta.org – Kemacetan yang selama ini menjadi momok utama warga Jakarta mulai menunjukkan penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan data yang dirilis oleh TomTom Traffic Index 2025, tingkat kemacetan di ibu kota Indonesia tercatat turun sebesar 7% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini dianggap sebagai pencapaian positif dari berbagai langkah strategis yang dilakukan pemerintah daerah dan instansi terkait.
Salah satu faktor utama penurunan kemacetan adalah keberhasilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memperluas dan mengintegrasikan moda transportasi publik. Penambahan rute TransJakarta, perluasan jalur MRT dan LRT, serta konektivitas antar moda menjadi solusi efektif bagi warga yang selama ini bergantung pada kendaraan pribadi.
“Dulu saya selalu naik mobil ke kantor, sekarang saya lebih memilih MRT karena lebih cepat dan tidak stres,” kata Dimas, seorang karyawan swasta di Sudirman.
Kebijakan ganjil genap yang diperluas hingga ke beberapa ruas jalan strategis dinilai cukup efektif dalam mengurangi jumlah kendaraan yang melintas pada jam-jam sibuk. Meski sempat menuai pro-kontra, nyatanya kebijakan ini berhasil menekan volume kendaraan pribadi, khususnya di pusat kota.
“Setiap kebijakan pasti ada pro dan kontra, tapi kami melihat data yang menunjukkan dampak positif,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Seiring dengan kampanye masif penggunaan kendaraan ramah lingkungan berdasarkan sumber berita jakarta, mulai banyak warga yang beralih menggunakan sepeda, motor listrik, atau bahkan berjalan kaki untuk menempuh jarak pendek. Tren ini tak hanya mengurangi beban jalan raya, tetapi juga mendukung kualitas udara Jakarta yang sempat menjadi sorotan dunia.
Penggunaan teknologi seperti kamera ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement), aplikasi pemantau lalu lintas, dan optimalisasi lampu lalu lintas berbasis AI membuat arus kendaraan lebih teratur. Sistem digital ini mampu memberikan peringatan dini dan pengalihan rute secara otomatis untuk menghindari kemacetan parah.
Meskipun pandemi COVID-19 telah berlalu, banyak perusahaan tetap menerapkan sistem kerja hybrid atau Work from Home (WFH) bagi sebagian karyawannya. Pola kerja baru ini turut mengurangi beban lalu lintas di jam-jam padat, terutama pada pagi dan sore hari.
Menuju Jakarta yang Lebih Lancar dan Modern
Penurunan tingkat kemacetan di Jakarta menjadi bukti nyata bahwa perubahan bisa terjadi jika dilakukan secara konsisten dan kolaboratif. Meski masih ada tantangan ke depan, terutama menghadapi pertumbuhan populasi dan urbanisasi, berbagai pihak optimistis tren ini bisa dipertahankan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana menambah rute MRT dan memperkuat sistem transportasi massal lainnya dalam beberapa tahun ke depan sebagai bagian dari visi menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan.
“Jakarta yang lebih lancar bukan hanya impian, tapi sudah mulai menjadi kenyataan,” ujar Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.